Di antara prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’
mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang Allah
telah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi
keduanya. Allah jadikan Surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh
dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya,
senantiasa berbuat amal shalih dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Sedangkan neraka Dia jadikan sebagai tempat tempat tinggal yang
mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik
dan durhaka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS.
Ali Imran: 132] dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi
orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 24, QS. Ali Imran: 131]
Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari
raya Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui
sekelompok wanita. Beliau bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah,
sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas
penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau
menjawab,’Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan
tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama
yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah
seorang diantara kalian. Mereka bertanya,’Apa yang dimaksud dengan
kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau
menjawab,’Bukankah kesaksian seorang wanita sama dengan separuh dari
kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau berkata
lagi,’Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan
shalat dan puasa?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata,’itulah (bukti) kekurangan agamanya.’ (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya
adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat
kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad)
Di dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan
penduduknya adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka
maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari
dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan
jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang
fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari
kaum wanita.
Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?
Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerh43;Iana
padanya dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka.
Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:
“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan
seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum
wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa
(demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka
bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau
menjawab:“Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur
(ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik
kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian
dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan
berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ”
(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)
Di dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda :
“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka
telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan
berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka
seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak
mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak
perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah
radliyallahu ‘anhu)
Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa
sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan
menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Banyak melaknat.
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Kalian banyak melaknat”.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya
melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan
menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan
kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan
orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan
pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka
mengatakan,’Tidak boleh melaknat seseorang yang secara dhahir adalah
seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui
menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu
Jahal atau iblis.
Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent)
dengan menyebutkan sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat
seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang
yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan
dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan
melaknat orang yang merubah batas-batas tanah, orang yang menasabkan
seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru di dalam
Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh
dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang
tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 – 89)
2. Durhaka terhadap suami dan mengingkari kebaikan-kebaikannya
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur
(ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya”.
Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan
keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari
kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya
disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak
sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah
bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia
mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini
sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah
tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada
suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al
Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman
76)
Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal
berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at:
Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika
melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya
padahal suaminya menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada
orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya,
mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang
seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan
pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut
penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari
suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.
3. Tabarruj (bersolek)
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam: “dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka
telanjang.”
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan
perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib
untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab
Al Mar’atil Muslimah halaman 120)
Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang
menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah
wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada
hakikatnya.” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103)
Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka,
padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya:
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (QS.
An-Nuur: 31)
Wahai ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan
pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan
azab di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian
bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.”
(QS. Al-Ahzaab: 33)
Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas
penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di
dunia dan akhirat. Amiin.

Mayoritas Penghuni Neraka adalah Kaum Wanita
Diposting oleh
Yusuf Inawan Alhaq
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar